Rabu, 28 Oktober 2009

Margin Besar dari Usaha Katering Kantoran


Restaurant di Bintaro - Bisnis makanan memang tah pernah surut. Maklum, walau krisis mendera, urusan perut tetap nomor satu bagi semua orang. Di kota besar macam Jakarta yang penduduknya sangat banyak, jelas peluang bisnis makanan ini sangat menjanjikan
Salah satu ceruk bisnis makanan yang menjanjikan di kota besar adalah katering makan siang untuk pegawai kantor. Pegawai kantor tentu butuh makan siang, namun begitu umumnya mereka punya anggaran Rp,10.000- Rp 20.000 untuk sekali makan.
Salah satu yang sudah merasakan lezatnya bisnis katering untuk pegawai kantoran ini adalah Andry Swan.Latar belakang pendidikan Andry jauh dari dunia kuliner. Pemuda 26 tahun ini adalah sarjana teknik. Dia pun tidak pintar memasak. Namun karena melihat potensi bisnis makanan yang menggiurkan, dia pun menekuni bisnis ini.
Awalnya, dia meminta ibu ibu di sekitar rumahnya membuka kantin di kantor-kantor. "Untuk Jakarta, bisnis makanan tetap nomor satu. Apalagi kalau makanan kita enak, pasti diserbu," ujarnya.
Setelah memiliki jaringan kantin yang kuat dan bisa diorder kapan saja, tahun lalu, dia mengembangkan usaha kantinnya menjadi catering box nasi bungkus dan katering makan siang kantor.
Setiap hari, Andry menyiapkan stok 3.000 Catering Box yang dia jual dengan harga Rp 5.000 per bungkus. la juga menyiapkan sekitar 500 porsi makanan untuk santap siang karyawan di daerah Sudirman, Kuningan dan Cilandak dengan harga Rp 10.000 per porsi. Jadi setiap hari Andry bisa meraup omzet Rp 20 juta.
Meski harga bahan-bahan makanan belakangan naik, Andry mengaku marjin keuntungannya tetap besar. "Ratarata marginnya bisa lebih dari 50%," ujarnya.
Andry mengaku lebih mengejar kuantitas order catering box. Sebab, "Walau bahan baku mahal, tetapi kalau order banyak kan tertutup," ujarnya. Untuk itu, dia mematok pesanan minimal 50 porsi untuk katering kantor dan 500 porsi untuk nasi bungkus.
Jika Andri baru menekuni bisnis catering box kantor setahun lalu, Cici Sarwono sudah mencicipi legitnya bisnis ini sejak tujuh tahun silam. Awalnya, ibu rumah tangga berusia 41 tahun ini hanya hobi memasak. Lantaran masakannya enak, banyak tetangga berlangganan masakan Cici.
Tak disangka, tawaran untuk menyuplai makan siang karyawan kantoran pun mulal berdatangan. Padahal Cici tak mempunyai bujet khusus untuk beriklan. "Hanya dari mulut ke mulut," kenangnya.
Cici pun mendirikan Katering Diva Sari. Klien-klien yang dilayani Cici sebelum krisis antara lain Medco Energi, Mahkamah Konstitusi (MK), serta makan siang di beberapa sekolah.
Ketika harga bahan baku naik dan Cici terpaksa menaikkan harga makanannya, beberapa klien menghentikan pesanan. Praktis, Cici kini hanya melayani pesanan dari MK sebanyak 100 porsi sehari serta dari beberapa sekolah. Masa sepi bisnis catering box kantoran adalah saat bulan puasa dan masa liburan sekolah. Namun Cici justru memanfaatkan saat itu untuk fokus ke katering rumahan dan katering pesta. "Yang penting uang tetap muter," ajar wanita kelahiran tahun 1965 ini.
Setiap hari Cici mendapat pesanan nasi catering box menu rumah sebanyak 100 porsi harga Rp 17.000 sampai Rp 25.000 per porsi. Sementara pesanan nasi prasmanan yang harganya Rp 22.000 per porsi, jumlah tidak bisa ditentukan.
Kini rata-rata Cici bisa meraup omzet minimal Rp 1,7 juta sampai Rp 2,5 juta per hari.
sripoku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar